A. PERMASALAHAN
Kini kita telah memasuki
permasalahan kedua dalam logika yaitu tentang relasi antara proposisi. Kita
telah membahas struktur proposisi, ketika kita membahas kata dan berbagai
jenisnya, dan ketika menyelidiki proposisi unsur-unsurnya dan berbagai
macamnya.
Apabila kita menghadapi dua
pernyataan yang berlawanan keduanya menginformasikan permasalahan yang sama, bagaimanakah
menetukan kebenaran dua pernyataan tadi? Benar keduanya, salah keduanya atau
salah satu dan satu benar?
Untuk menyelesaikan persoalan ini
kita perlu mengetahui macam-macam hubungan logika berikut hukum-hukumnya.
B.
MACAM-MACAM HUBUNGAN LOGIKA
Apabila kedua pernyataan ditampilkan
simultan akan menimbulkan apa yang oleh logika disebut: Hubungan Logika. Ada
enam macam hubungan logika:
1.
Hubungan Independen (tak bertautan): dua pernyataan mempunyai hubungan
independen manakala keduanya menampilkan permasalahan yang sama sekali
terpisah, serupa pernyataan berikut:
Kuda Sumbawa kuat-kuat.
Pohon asam berakar tunggang.
Semua kelinci adalah
lemah.
Semua kelinci pemakan
daun-daunan.
Bahasa Arab adalah sukar.
Logika adalah sukar.
Hubungan
independen memiliki tabiat: benar salahnya pernyataan pertama tidak dapat
dipakai menentukan benar salahnya pernyataan yang lain. Kebenaran pernyataan
‘Kuda Sumbawa kuat-kuat’ tidak dapat dipakai menentukan benar salahnya
pernyataan ‘Pohon asam berakar tunggang’; begitu pula sebaliknya.
2.
Hubungan Ekuivalen (persamaan): dua pernyataan mempunyai hubungan ekuivalen
manakala keduanya mempunyai makna yang sama seperti:
Semua besi adalah
logam.
Sebagian logam adalah
besi.
Sebagian cendikiawan menjadi menteri.
Sebagian cendikiawan bukan tak menjadi menteri.
Hubungan
ekuivalen mempunyai tabiat: benar salahnya pernyataan yang satu menentukan
benar salahnya pernyataan yang alin. Dengan perkataan lain, bila pernyataan
yang satu benar maka benar pula pernyataan yang lain; bila pernyataa yang satu
salah yang lain mengikuti juga.
3.
Hubungan Kontradiktori (pertentangan): dua pernyataan mempunyai hubungan
kontradiktori manakala keduanya terdiri term subyek dan predikat yang sama
tetapi berbeda dalam kualitas mapun kuantitas. Hubungan kontradiktori terdapat
antara pasangan pernyataan A dan O atau pasangan E dan I, seperti:
A : Semua yang sukses
rajin.
O : Sebagian yang
sukses tidak rajin.
E : Semua orang saleh tidak pendengki.
I : Sebagian orang saleh pendengki.
Sepasang
permasalahan kontradiktori mempuyai tabiat bila satu salah yang lai harus
benar, dan bila yang satu benar yang alin harus salah, tidak mungkin benar
keduanya.
Sekarang
kita buktikan tabiat hubungan kontradikori dengan contoh pasangan A dan O
diatas. Bila dalam kenyataan ‘semua orang yang sukses itu adalah orang yang
rajin’ maka pernyataan A benar dan O salah. Sedangkan bila dalam kenyataan
‘beberapa orang yang sukses adalah orang-orang tidak rajin’, maka pernyataa O
benar dan A salah. Sekarang bagaimana jika terjadi bahwa ‘semua orang yang
sukses adalah tidak rajin’.
Manakah
yang benar? Bila kenyataan demikian, maka A salah dan O benar. Mengapa? Kita
harus ingat aka arti kata ‘sebagian’. Sebagia berarti setidak-tidaknya ada.
Maksud dari pernyataan ‘Sebagian yang sukses tidak rajin’ bila ini diakui
terjadi, berarti: ada sebagian orang yang sukses tetapi tidak rajin. Jika kita
mengakui bahwa ‘Semua yang sukses tidak rajin’ maka pernyataan ‘Sebagian yang
sukses tidak rajin’ tidak salah, sebab apa yang benar bagi universalnya, maka
benar pula partikularnya. Jadi pernyataan ‘sebagian’ tidak menutup kebenaran
universalnya. Sehingga bila E benar maka pernyataan O yang diturunkan dari E
juga benar.
Kita ambil contoh
sepasang proposisi kontradiktori lain, yakni:
E : Semua mahasiswa kelompok B tidak lulus.
I : Sebagian mahasiswa kelompok B lulus.
Jika
dalam realitas semua mahasiswa kelompok B tidak ada yang lulus, maka E benar
dan I salah. Tetapi bila ada yang lulus da nada yang tidak maka I benar dan E
salah. Bila dalam kenyataan: semua mahasiswa lulus maka E salah dan I benar.
Jadi
dalam hubungan kontradiktori salah satu harus benardan satunya lagi harus
salah.
4.
Hubungan Kontrari (perlawanan): dua
pernyataan mempunyai hubungan kontrari manakala term subyek dan predikat kedua
pernyataan itu sama, kuantitasnaya sama-sama universal tetapi berbeda dalam
kualitas. Hubngan kontrari terdapat pada pernyataan A dan E, seperti:
A : Semua politikus
curang.
E : Semua politikus
tidak curang.
E : Semua harimau
tidak pemarah.
A : Semua harimau pemarah.
Hubungan
kontrari mempunyai tabiat: salah satu pernyataan harus salah dan bisa salah
keduanya. Sekarang kita selidiki tabiat hubungan kontrari dengan mengambil
pasangan proposisi A dan E diatas sebagai contoh. Bila dalam kenyataan: semua
politikus tidak curang, maka pernyataan A benar dan E salah. Bila dalam
kenyataan: semua politikus tidak curang maka A salah dan E benar. Bila dalam
kenyataan: ada yang curang da nada yang tidak curang maka A dan E sama-sama
salah.
5. Hubungan
sub-kontrari (setengah perlawanan): dua pernyataa mempunyai hubungan
sub-kontrari manakala term subyek dan predikat pernyataan itu sama, kuatitasnya
sama-sama particular berbeda dalam kualitas. Hubungan sub-kontrari terdapat
pada pernytaan I dan O, seperti:
I : Sebagian pedagang
kikir.
O : Sebagian pedagang
tidak kikir.
………………………………………............
O : Sebagian mahasiswa
tidak malas.
I : Sebagian mahasiswa
malas.
Hubungan
sub-kontrari memepunyai tabiat: salah satu pernyataan harus benar dan bisa
benar keduanya.
Marilah
kita uji tabiat hubungan sub-kontrari dengan mengambil pasangan I dan O diatas
sebagai contoh. Bila dalam kenyataan: semua pedagang adalah kikir, maka I benar
(ingat arti sebagian) dan O salah. Bila semua pedagang adalah tidak tidak
kikir, maka O benar dan I salah. Bila dalam kenyataan sebagian tidak kikir maka
I dan O sama-sama benar.
6.
Hubungan Implikasi (mencakup): dua pernyataan mempunyai hubungan implikasi
manakala term subyek dan predikat pernyataan itu sama, sama-sama dalam kualitas
tetapi berbeda dalam kuantitas. Hubungan implikasi terdapat pada pernyataan A
dan I serta pasangan antara E dan O, seperti:
A : Semua mahasiswa
komplek C rajin.
I : Sebagian mahasiswa
komplek C rajin.
E : Semua patriot tidak malas.
O : Sebagian patriot tidak malas.
Hubungan
implikasi mempunyai sifat: bisa benar keduanya, salah keduanya, atau satu benar
satu salah.
Sekarang kita uji tabiat hubungan
implikasi dengan mengambil pasangan A dan I diatas ebagai contoh. Bila dalam
kenyataan: semua mahasiswa komplek C memang rajin, maka A benar, begitu pula I.
jadi disini keduanya benar.
Bila
dalam kenyataan; semua mahasiswa komplek C tidak rajin, maka A maupun I salah.
Di sini terjadi kemungkinan salah keduanya. Bila dalam kenyataan: mahasiswa
komplek C ada yang rajin da nada pula yang tidak, maka I benar dan A salah. Di
sini terjadi kemungkinan satu benar dan satu salah. Kenyataan ini juga terjadi
bila kita menguji kebenaran E dan O.
Selanjutnya kita selidiki pernyataan
singular. Pernyataan A dan E dengan subyek dan predikat yang sama sebagaimana
kita ketahui mempunyai hubungan kontrari. Tetapi pernyataan A dan E singular,
dengan subyek dan predikat yang sama mempunyai hubungan kontradiktori, seperti:
A
(singular) : Hasan berbaju hitam.
E
(singular) : Hasan tidak berbaju hitam.
Sepasang
permasalahan A (singular) dengan subyek yang sama tetapi predikat berbeda dapat
mempunyai hubungan kontrari seperti:
A
(singular) : Nurdin pergi ke Yogyakarta.
A
(singular) : Nurdin pergi ke Solo.
Sepasang
permasalahan A (singular) dengan subyek sama tetapi pedikat berbeda dapat juga
mempunyai hubungan independen seperti:
A
(singular) : Nurdin pergi ke Yogyakarta.
A
(singular) : Nurdin anak cerdas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar