BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tidaklah tersembunyi
bagisiapapun juga, dimanapun juga, dan dari kalangan manapun, bahwa setip
sesuatu ada sebabnya da nada pula uluran ataupun kadarnya. Demikian juga dengan
sunnatullah dialami ini. Sejarah adalah sebuah saksi yang dapat di anggap
sebagai penetap kebenaran yang ada ini. Seorang ahli sejarah yang akan mencari
sesuatu dari perkembamgan sejarah yang ada, harusnya mengetahui terlebih dahulu
sebab-sebab kejadian dan hal apa saja yang mendorng terjadianya hal tersebut,
jika ia ingin mengetahui hakikat dari sejarah itu. Sebenarnya bukan hanya
sejarah yang memerlukan hal demikian tadi, banyak pula bidang-bidang yang
memerlukan seperti: ilmu-ilmu, ilmu-ilmu kemasyarakatan,dan kebudayaan juga
memerlukan sebab dan akibat.
Dalam ayat-ayat al-Qur’an yang Allah
turunkan juga mempunyai sebab-sebab turunya al-Qur’an. Seperti hanya dalam
memahami kususastraan arab orang hendaknya mengethui sebab-sebab yang mendorong
seorang penyair untuk mengebah syairnya dan bagaimana suasana ketika.demikian
pula surrat-surat yang menghendaki sebab nuzulnya. Itu merupakan alat bantu
kita dalam memahami dan menetapkan takwil yang tetap,dan juga tafsiran yang
lebih syair itu diucapkan jelas dan pastinya benar untuk aya-ayat itu.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa definisi
Asbab An-Nuzul ?
2. Apa saja
manfaat pengetahuan Asbab An-Nuzul ?
3. Bagai mana
redaksi Asbab An-Nuzul ?
4. Apa saja
macam-macam Asbab An-Nuzul ?
5. Bagaimana
Korelasi Antara Ayat dengan ayat dan Surah dengan Surah ?
6. Apa
sajakarya-karya tentang Ashab An-Nuzul
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Asbab An-Nuzul
Asbab Al-Nuzul secara etimologi (bahasa) adalah sebab-sebab
yang mengakibatkan turunya Al-Qu’ran. Secara temologis (istilah) adalah
peristiwah yang melatar belakangi turunya ayat atu surat pada waktu poses
penurunan Al-Qur’an. Al-Qur’an di turunkan kepada nabi Muhammad SAW secara
berangsyr-angsur selama 23 tahun, Al-Qur’an di turunkan guna mrmper baiki
aqidah,ibadah, akhlak dan pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari
kebenaran[1].
Karena itu., dapat dikatakan bahwa terjadinya penyimpangan darn kerusakan dalam
tatanan hiidup manusia merupan sebab turunya Al-Qur’an. Ini adalah sebab umum
turunya Al-Qur’an. Asbab Al-nuzul menjelaskan sebab-sebab yang secara khiusus
berkaitan dengan turunnya ayat-ayat tertentu.[2]
Sebab-sebab
turunya suatu surat ayat itu berkisar pada dua hal:
1. Bila
terjadi suatu pristiwa, maka turunlah ayat Al-Qur’an mengenai peristiwa
tersebut.
2. Bila
Rasulullah ditanya suatu hal. Maka turunlah ayat Al-Qur’an menerangkan hukumnya[3]
Beberapa
definisi Asbab an-nuzul menurut para tokoh
1. Menurut
M. Habsi As-Siddieqie, asbab an-nuzul
adalah suatu kejadian yang karenannya diturunkan Al-Qur’an untuk menerangkan
hukumnya dihari timbulnya kejadian-kejadian itu dan suasana yang di dalamnya Al-Qur’an
diturunkan serta membicarakan yang tersebut itu, baik diturunkan langsung
sesudah sebab itu ataupun kemudian lantaran suatu hikmah.
2. Menurut
Nurcholis Masjid ,asba an-nuzul
adalah konsep, teori atau berita tentang adanya sebab-sebab turunya wahyu
tertentu dari Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa satu ayat ,
rangkaian ayat maupun satuh surah.
3. Menurut
Subhi Shaleh bahwa asbab an-nuzul sangat
berkaitan dengan sesuatu yang menjadi bebab turunya sebuah ayat atau beberapa
ayat atu satu pertanyaan yang menjadi sebab turunya ayat sebagai jawaban atu
penjelas yang di turunkan pada waktu terjadinya suatu peristiwa
4. Menurut
Az Zarqani asbab an-nuzul adalah
keterangan mengenai suatu ayat atau rangkaian alat berisi sebab-sebab turunya
atau menjelaskan hokum suatu kasus pada waktu kejadiannya.[4]
B. Manfaat
Mengetahui Asbab An-Nuzul
Pengethuan mengenai asbab an-nuzul mempunyai banyak faedah, yang terpenting antaranya:
1. Mengenai
hikmah diundangnya suatu hokum dan perhatian syara’ terhadap kepentingan umum
dalam menghadapi segala peristiwa, karena sayangnya kepada umat.
2. Mengkhususkan
( membatasi ) hukum yang di turunkan dengan sebab yang terjadi, bila hukum itu dinyatakan
dalam bentuk yang umum.
3. Apabila
lafadz yang diturunkan itu lafadz yang umum dan terdapat dalil dalam
pengkhususannya, maka mengetahuan mengenai asbab al-nuzul membatasi
pengkhususan itu hanya terdapat yang selain bentuk sebab.
4. Mengetahui
sebab nuzul merupakan cara terbaik untuk memahami makna Al-Qur’an dan
menyimpang kesamaran yang kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak
dapat di tafsirkan tanpa mengetahui sebab nuzulnya.
5. Sebab
nuzul dapat menerangkan tentang siapa ayat itu sehingga ayat tersebut tidak
diterapkan kepada orang lain karena dorongan permusuhan dan penyelesihan [5]
C.
Redaksi
Asbab An-Nuzul
Redaksi
sebab turunnya Al-Qur’an ada yang menggunakan teks yang jelas (sharih) dan ada juga yang menggunakan
teks relatif yang mengandung beberapa kemungkinan makna,
1.
Redaksi yang jelas (sharih) menunjukan sebab nuzul, ini
dibagi menjadi tiga tingkatan:
a. Diungkapkan
dengan bahasa seperti: sababu nuzul
al-ayah kadza (sebab turunya ayat ini adalah). Ini adalah redaksi yang
jelas-jelas mengundang pengertian penyebab diturunkannaya sebuah ayat, dan
tidak memiliki kemungkinan lain.
b. Diungkapkan
dengan fa’ jawab setelah menerangkan
peristiwa mengenai ayat. fa’ jawab ini mengandung pengertian
ditunkannya sebuah ayat tapi kekuatannya
satu tingkat dibawah redaksi pertama.
c. Jawban
Rasulullah atas sebuah pertanyaan yang diajukan kepada beliau. Jawaban ini
tidak menggunakan redaksi sebab atu fa’
jawab tapi dapat dipahami dari konteks pernyaan dan ayat yang di turunkan.
2. Redaksi
yang tidak jelas menunjukan makna sebab nuzul tidak menggu nakan bahasa sebab ,
Fa’ jawab, dan tidak dalam konteks
jawaban Rasulullah atas sebuah pertanyaan yg di anjurkan kepadanya.
Contoh nya adalah
perkataan pwerawi: nuzilat hadhzihi al
ayah fi kadza (ayat ini diturunkan berkenaan dengan persoalan ini).
Sehingga redaksi tersebut mengandung beberapa makna . satu sisi redaksi ini
bisa menunjukan sabab nuzul, tapi disaat bersamaan juga mengandung arti
penjelasan hukum yang terkadung dalam ayat yg di ceritakan [6]
D.
Macam-Macam Asbab An-Nuzul
1.
Ditinjau dari segi latar belakangnya ada dua, yaitu: pertama, suatu kejadian ,laluturunlah ayat yang menjelaskan
kejadian tersebut; akedu, ada yang
bertanya kepada Nabi SAW tentang sesuatu, lalu turunlah ayat yang menjelaskan
atau menjawab pertanyaan yang disampaikan kepada Nabi SAW.
2. Ditinjau dari segi jumlah penyebab dan ayat
yang di turunkan ad dua, yaitu: pertama, sebabnya banyak, sedangkat ayat
yang di turunkan hanyalah satu ;kedua,
ayat yang diturunkan banyak sedangkan sebabnya hanya satu.
Untuk lebih jelasmya dapat
diterangkan sebagai berikut:
a.
Sebabnya banyak
sedangkan ayat yang diturunkan hanya satu. Hal ini ada empat macam yaitu:
1)
Salah satu di antara dua riwayat ada yang berstatus shaheh ada yang tidak
shaheh, maka yang wajib diambil adalah riwayat yang shaheh
2)
Kedua riwayat berstatus shaheh, namun salah satu dari keduanya ada yang lebih
unggul atau akurat, maka yang di ambil adalah yang lebih unggul atu akurat
3)
Ada dua riwayat yang sama-sama shaheh, namun tidak ada informasi yang lebih
akurat antara keduannya, maka dua ayat tersebut di kompromikan
4)
Kedua riwayat sama dalam status keshahehanya, dan diantara keduannya tidak ada
yang lebih unggul, maka masing-masing dari kedua riwayat tersebut akan
diamalkan.[7]
b.
Ayatnya banyak,
sedangkan sebab turunnya hanya satu, maka dapat digunakan untuk semua ayat
tersebut. Contohnya ada riwayat Hakim dari Umu Salamah mengatakan: “Saya
bertanya kepadamu Ya Rasulullah, mengapa engkau menyebut perempuan?”, maka
turunlah QS AL-Ahzab [33]:35:
Yang
artinya :
“Sesungguhnya laki-laki dan
perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan
perempuan yang tetap dalam keta’atannya, laki-laki dan perempuan yang benar,
laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’,
laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,
laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan
yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar.” (QS Al-Ahza [33]; 35)
E. Korelasi Antara Ayat
dengan Ayat dan Surah dengan Surah
dimaksut adalah segi-segi hubungan antar
satu kalimat dengan kalimat dengan kalimat Korelasi (munasabah) dalam
pengertian bahasa berarti kedekatan. Munasabah yang yang lain dalam satu ayat,
antara satu ayat dengan ayat yang lain dengan banyak ayat, atau antara satu
ayat dengan ayat yang lain pengetahuan tentang munasabah ini sangat bermanfaat
dalam memelihara keserasian antar makna, kejelasan keterangan, keteraturan
susunan kalimat dan keindahan gaya bahasa
Setiap ayat mempunyai aspek
hubungan dengan ayat sebelumnya dalam arti hubungan yang menyatukan, seperti
perbandingan atu perimbangan antara sifat orang mukmin dan orang musyik, antara
ancaman dengan janji untuk mereka, penyebutan ayat-ayat rahmat sesudah
ayat-ayat azab, ayat-ayat berupa anjuran sesudah ayat berisi ancaman, ayat-ayat
tauhid dan kemahasucian tuhan sesudah ayat-ayat tentang alam. [8]
Contoh mutasyabih antara ayat
dengan ayat dalam (QS. Al-Fatir [35]; 1)
Yang artinya :
“segala puji bagi Allah
yang menciptakan langit dan bumi”
(QS. Al-Fatir [35]: 1)
F. Karya-karya Tentang
Asbab An-Nuzul
Menurut
Nuruddin, orang pertama yang membuat buku tentang Asbab An-Nuzul adalah gurunya Imam Bhukhari, Imam Ali Abdullah
al-Madini. Kemudian setelah itu diikuti para ulama lainnya diantaranya paling
terkenal adalah:
1.
Kitab Ashab An-Nuzul
karya Abu Al-Husain Ali bin Ahmad an Naisaburi, yang masyhur dengan sebutan
Al-Wahidi. Kita ini melansir riwayat-riwayat tetang Asbab An-Nuzul lengkap
dengan sanadnya. Demikian kitab ini juga tetap harus dikritisi sebab ada
beberapa riwayat yang tidak menyebutkan kitapnya secara
lengka.
2
KItab Lubab An-Nuqul fi Ashaban-Nuzul karya
Jalaluddin Aburrahman as-Suyuthi. Kita ini berbicara tentang riwayat-riwayat asbab nuzul tapi
tidak di lengkapi dengan sanadnya[9]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asbabul Al-Nuzul secara etimologis (bahasa ) adalah sebab-sebab yang
mengkibatkan turunya Al-Qur’an. Secara termologis ( istilah ) adalah peristiwa
yang melatar belakangi turunya ayat atu surat pada waktu poses penurunan
Al-Qur’an. Asbabul Zunul dapat dikatan juga dengan suatu peristiwa atau juga
bisa bisa berupa pertanyaan yang diajukan kepada Rasulullah, kemudian karena
kejadian tersebut turunlah satu ayat atu beberapa ayat yang bersangkutan dengan
pertanyaan tersebut.
Cara mengetahui Asbab Nuzul adalah dengan berdasarkan kepada sumber
riwayat shohioh yang bersumber dari Rasulullah atau dari para sahabat, tetapi
riwayat yang berasal dari sahabat bukan hanya sekedar pendapat saja, melainkan
mempunyai hukum yang disandarkan kepada Rasulullah. Dalam mempelajari dan
mengetahui Asbab Nuzul terdapat banyak manfaat untk kehidupan manusia.
Ada beberapa Asbabul Nuzul, seperti asbabul nuzul yang berdasarkan latar
belakang turunnya ayat, dan adapun yang berdasarkan jumlah penyebabnya. Ada
banyak kitab yang mengkaji tentang asbabul nuzul, diantara kitab Ashab An-Nuzul
karya Abu Al-Husain bin Ahmad an Naisaburi, yang masyhur dengan sebutan
Al-Wahidi, dn lain-lain.
DAFTAR
PUSTAK
Gufron,
Muhammad, Rahmawati,Ulmul Qur’an,
Yogyakarta: TERAS 2013
Syadali,
Ahmad, Ulmul Qur’an, Bandung: CV
Pustaka Setia, 2000
AS,
Mudzakir, Study Ilmu-Ilmu Al-Qur’an,
Bogor: Litera Antar Nusantara, 2010.
Ahsin,
Kamus Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: AMZAH,
2012
Hasbih,
Muhammad, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an.
Semarang; PT Pustaka Riski Putra, 2002
[1] Muhammad Gufron,Rahmawati, Ulumul
Qur;an, (Yogyakarta:TERAS,2013) hlm.21
[2] Ahmad Syadali,Ulumul Qur’an(Bandung:
CV PUSTAKA SETIA.1997) hlm. 89
[3] Mudzakir AS, Suudi ilmu-ilmu Al-Qur’an. (Jakarta: Litera Antar
Nusantara, 2010) hlm 108-109
[4] Ahsin, Kamus Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: AMZAH.2012) hlm. 31
[5] Mudzakir AS, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an . hlm 110
[6] Mudzakir AS. Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an ..hlm’ 110-114
[7] Ansori, Ulumul Qur’an ..,hlm. 106-107
[8] Mudzakir AS, Studi ILmu-Ilmu Al-Qur’an …,hlm. 138-39
[9] Ansori, Ulumul Qur’an ….,hlm 117
Tidak ada komentar:
Posting Komentar