Kamis, 01 Desember 2016

ulumul qur'an



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
                Tidaklah tersembunyi bagisiapapun juga, dimanapun juga, dan dari kalangan manapun, bahwa setip sesuatu ada sebabnya da nada pula uluran ataupun kadarnya. Demikian juga dengan sunnatullah dialami ini. Sejarah adalah sebuah saksi yang dapat di anggap sebagai penetap kebenaran yang ada ini. Seorang ahli sejarah yang akan mencari sesuatu dari perkembamgan sejarah yang ada, harusnya mengetahui terlebih dahulu sebab-sebab kejadian dan hal apa saja yang mendorng terjadianya hal tersebut, jika ia ingin mengetahui hakikat dari sejarah itu. Sebenarnya bukan hanya sejarah yang memerlukan hal demikian tadi, banyak pula bidang-bidang yang memerlukan seperti: ilmu-ilmu, ilmu-ilmu kemasyarakatan,dan kebudayaan juga memerlukan sebab dan akibat.                 
            Dalam ayat-ayat al-Qur’an yang Allah turunkan juga mempunyai sebab-sebab turunya al-Qur’an. Seperti hanya dalam memahami kususastraan arab orang hendaknya mengethui sebab-sebab yang mendorong seorang penyair untuk mengebah syairnya dan bagaimana suasana ketika.demikian pula surrat-surat yang menghendaki sebab nuzulnya. Itu merupakan alat bantu kita dalam memahami dan menetapkan takwil yang tetap,dan juga tafsiran yang lebih syair itu diucapkan jelas dan pastinya benar untuk aya-ayat itu.                      
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Asbab An-Nuzul ?
2. Apa saja manfaat pengetahuan Asbab An-Nuzul ?
3. Bagai mana redaksi Asbab An-Nuzul ?
4. Apa saja macam-macam Asbab An-Nuzul ?
5. Bagaimana Korelasi Antara Ayat dengan ayat dan Surah dengan Surah ?
6. Apa sajakarya-karya tentang Ashab An-Nuzul


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Asbab An-Nuzul
            Asbab Al-Nuzul  secara etimologi (bahasa) adalah sebab-sebab yang mengakibatkan turunya Al-Qu’ran. Secara temologis (istilah) adalah peristiwah yang melatar belakangi turunya ayat atu surat pada waktu poses penurunan Al-Qur’an. Al-Qur’an di turunkan kepada nabi Muhammad SAW secara berangsyr-angsur selama 23 tahun, Al-Qur’an di turunkan guna mrmper baiki aqidah,ibadah, akhlak dan pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran[1]. Karena itu., dapat dikatakan bahwa terjadinya penyimpangan darn kerusakan dalam tatanan hiidup manusia merupan sebab turunya Al-Qur’an. Ini adalah sebab umum turunya Al-Qur’an. Asbab Al-nuzul menjelaskan sebab-sebab yang secara khiusus berkaitan dengan turunnya ayat-ayat tertentu.[2]
Sebab-sebab turunya suatu surat ayat itu berkisar pada dua hal:
1.      Bila terjadi suatu pristiwa, maka turunlah ayat Al-Qur’an mengenai peristiwa tersebut.
2.      Bila Rasulullah ditanya suatu hal. Maka turunlah ayat Al-Qur’an menerangkan hukumnya[3]
Beberapa definisi Asbab an-nuzul menurut para tokoh
1.      Menurut M. Habsi As-Siddieqie, asbab an-nuzul adalah suatu kejadian yang karenannya diturunkan Al-Qur’an untuk menerangkan hukumnya dihari timbulnya kejadian-kejadian itu dan suasana yang di dalamnya Al-Qur’an diturunkan serta membicarakan yang tersebut itu, baik diturunkan langsung sesudah sebab itu ataupun kemudian lantaran suatu hikmah. 
2.      Menurut Nurcholis Masjid ,asba an-nuzul adalah konsep, teori atau berita tentang adanya sebab-sebab turunya wahyu tertentu dari Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa satu ayat , rangkaian ayat maupun satuh surah.
3.      Menurut Subhi Shaleh bahwa asbab an-nuzul sangat berkaitan dengan sesuatu yang menjadi bebab turunya sebuah ayat atau beberapa ayat atu satu pertanyaan yang menjadi sebab turunya ayat sebagai jawaban atu penjelas yang di turunkan pada waktu terjadinya suatu peristiwa
4.      Menurut Az Zarqani asbab an-nuzul adalah keterangan mengenai suatu ayat atau rangkaian alat berisi sebab-sebab turunya atau menjelaskan hokum suatu kasus pada waktu kejadiannya.[4]

B. Manfaat Mengetahui Asbab An-Nuzul
       Pengethuan mengenai asbab an-nuzul mempunyai banyak faedah, yang terpenting          antaranya:
1.      Mengenai hikmah diundangnya suatu hokum dan perhatian syara’ terhadap kepentingan umum dalam menghadapi segala peristiwa, karena sayangnya kepada umat.
2.      Mengkhususkan ( membatasi ) hukum yang di turunkan dengan sebab yang terjadi, bila hukum itu dinyatakan dalam bentuk yang umum.
3.      Apabila lafadz yang diturunkan itu lafadz yang umum dan terdapat dalil dalam pengkhususannya, maka mengetahuan mengenai asbab al-nuzul membatasi pengkhususan itu hanya terdapat yang selain bentuk sebab.
4.      Mengetahui sebab nuzul merupakan cara terbaik untuk memahami makna Al-Qur’an dan menyimpang kesamaran yang kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak dapat di tafsirkan tanpa mengetahui sebab nuzulnya.
5.      Sebab nuzul dapat menerangkan tentang siapa ayat itu sehingga ayat tersebut tidak diterapkan kepada orang lain karena dorongan permusuhan dan penyelesihan [5]
          
  

C.    Redaksi Asbab An-Nuzul
      Redaksi sebab turunnya Al-Qur’an ada yang menggunakan teks yang jelas (sharih) dan ada juga yang menggunakan teks relatif yang mengandung beberapa kemungkinan makna,
1.      Redaksi yang jelas (sharih) menunjukan sebab nuzul, ini dibagi menjadi tiga tingkatan:
a.       Diungkapkan dengan bahasa seperti: sababu nuzul al-ayah kadza (sebab turunya ayat ini adalah). Ini adalah redaksi yang jelas-jelas mengundang pengertian penyebab diturunkannaya sebuah ayat, dan tidak memiliki kemungkinan lain.
b.      Diungkapkan dengan fa’ jawab setelah menerangkan peristiwa mengenai ayat. fa’  jawab ini mengandung pengertian ditunkannya sebuah  ayat tapi kekuatannya satu tingkat dibawah redaksi pertama.
c.       Jawban Rasulullah atas sebuah pertanyaan yang diajukan kepada beliau. Jawaban ini tidak menggunakan redaksi sebab atu fa’ jawab tapi dapat dipahami dari konteks pernyaan dan ayat yang di turunkan.
2.      Redaksi yang tidak jelas menunjukan makna sebab nuzul tidak menggu nakan bahasa sebab , Fa’ jawab, dan tidak dalam konteks jawaban Rasulullah atas sebuah pertanyaan yg di anjurkan kepadanya.
Contoh nya adalah perkataan pwerawi: nuzilat hadhzihi al ayah fi kadza (ayat ini diturunkan berkenaan dengan persoalan ini). Sehingga redaksi tersebut mengandung beberapa makna . satu sisi redaksi ini bisa menunjukan sabab nuzul, tapi disaat bersamaan juga mengandung arti penjelasan hukum yang terkadung dalam ayat yg di ceritakan [6]
            D. Macam-Macam Asbab An-Nuzul
1.  Ditinjau dari segi latar belakangnya ada dua, yaitu: pertama, suatu kejadian ,laluturunlah ayat yang menjelaskan kejadian tersebut; akedu, ada yang bertanya kepada Nabi SAW tentang sesuatu, lalu turunlah ayat yang menjelaskan atau menjawab pertanyaan yang disampaikan kepada Nabi SAW.
2.  Ditinjau dari segi jumlah penyebab dan ayat yang di turunkan ad dua, yaitu:    pertama, sebabnya banyak, sedangkat ayat yang di turunkan hanyalah satu ;kedua, ayat yang diturunkan banyak sedangkan sebabnya hanya satu.
Untuk lebih jelasmya dapat diterangkan sebagai berikut:
a.       Sebabnya banyak sedangkan ayat yang diturunkan hanya satu. Hal ini ada empat  macam yaitu:
1) Salah satu di antara dua riwayat ada yang berstatus shaheh ada yang tidak shaheh, maka yang wajib diambil adalah riwayat yang shaheh
2) Kedua riwayat berstatus shaheh, namun salah satu dari keduanya ada yang lebih unggul atau akurat, maka yang di ambil adalah yang lebih unggul atu akurat
3) Ada dua riwayat yang sama-sama shaheh, namun tidak ada informasi yang lebih akurat antara keduannya, maka dua ayat tersebut di kompromikan
4) Kedua riwayat sama dalam status keshahehanya, dan diantara keduannya tidak ada yang lebih unggul, maka masing-masing dari kedua riwayat tersebut akan diamalkan.[7]
b.      Ayatnya banyak, sedangkan sebab turunnya hanya satu, maka dapat digunakan untuk semua ayat tersebut. Contohnya ada riwayat Hakim dari Umu Salamah mengatakan: “Saya bertanya kepadamu Ya Rasulullah, mengapa engkau menyebut perempuan?”, maka turunlah QS AL-Ahzab [33]:35:
Yang artinya :
    Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta’atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al-Ahza [33]; 35)
                                

E.     Korelasi Antara Ayat dengan Ayat dan Surah dengan Surah
     dimaksut adalah segi-segi hubungan antar satu kalimat dengan kalimat dengan kalimat Korelasi (munasabah) dalam pengertian bahasa berarti kedekatan. Munasabah yang yang lain dalam satu ayat, antara satu ayat dengan ayat yang lain dengan banyak ayat, atau antara satu ayat dengan ayat yang lain pengetahuan tentang munasabah ini sangat bermanfaat dalam memelihara keserasian antar makna, kejelasan keterangan, keteraturan susunan kalimat dan keindahan gaya bahasa
              Setiap ayat mempunyai aspek hubungan dengan ayat sebelumnya dalam arti hubungan yang menyatukan, seperti perbandingan atu perimbangan antara sifat orang mukmin dan orang musyik, antara ancaman dengan janji untuk mereka, penyebutan ayat-ayat rahmat sesudah ayat-ayat azab, ayat-ayat berupa anjuran sesudah ayat berisi ancaman, ayat-ayat tauhid dan kemahasucian tuhan sesudah ayat-ayat tentang alam. [8]
              Contoh mutasyabih antara ayat dengan ayat dalam (QS. Al-Fatir [35]; 1)
           Yang artinya :
                     “segala puji bagi Allah yang menciptakan langit dan bumi”
                        (QS. Al-Fatir [35]: 1)
F.     Karya-karya Tentang Asbab An-Nuzul
      Menurut  Nuruddin, orang pertama yang membuat buku tentang Asbab An-Nuzul adalah gurunya Imam Bhukhari, Imam Ali Abdullah al-Madini. Kemudian setelah itu diikuti para ulama lainnya diantaranya paling terkenal adalah:
1.      Kitab Ashab An-Nuzul karya Abu Al-Husain Ali bin Ahmad an Naisaburi, yang masyhur dengan sebutan Al-Wahidi. Kita ini melansir riwayat-riwayat tetang Asbab An-Nuzul lengkap dengan sanadnya. Demikian kitab ini juga tetap harus dikritisi sebab ada beberapa riwayat yang tidak menyebutkan kitapnya secara
lengka.
2        KItab Lubab An-Nuqul fi Ashaban-Nuzul karya Jalaluddin Aburrahman as-Suyuthi. Kita ini berbicara  tentang riwayat-riwayat asbab nuzul tapi tidak di lengkapi dengan sanadnya[9]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
        Asbabul Al-Nuzul secara etimologis (bahasa ) adalah sebab-sebab yang mengkibatkan turunya Al-Qur’an. Secara termologis ( istilah ) adalah peristiwa yang melatar belakangi turunya ayat atu surat pada waktu poses penurunan Al-Qur’an. Asbabul Zunul dapat dikatan juga dengan suatu peristiwa atau juga bisa bisa berupa pertanyaan yang diajukan kepada Rasulullah, kemudian karena kejadian tersebut turunlah satu ayat atu beberapa ayat yang bersangkutan dengan pertanyaan tersebut.
      Cara mengetahui Asbab Nuzul adalah dengan berdasarkan kepada sumber riwayat shohioh yang bersumber dari Rasulullah atau dari para sahabat, tetapi riwayat yang berasal dari sahabat bukan hanya sekedar pendapat saja, melainkan mempunyai hukum yang disandarkan kepada Rasulullah. Dalam mempelajari dan mengetahui Asbab Nuzul terdapat banyak manfaat untk kehidupan manusia.
       Ada beberapa Asbabul Nuzul, seperti asbabul nuzul yang berdasarkan latar belakang turunnya ayat, dan adapun yang berdasarkan jumlah penyebabnya. Ada banyak kitab yang mengkaji tentang asbabul nuzul, diantara kitab Ashab An-Nuzul karya Abu Al-Husain bin Ahmad an Naisaburi, yang masyhur dengan sebutan Al-Wahidi, dn lain-lain.
                                                       











DAFTAR PUSTAK
Gufron, Muhammad, Rahmawati,Ulmul Qur’an, Yogyakarta: TERAS 2013
Syadali, Ahmad, Ulmul Qur’an, Bandung: CV Pustaka Setia, 2000
AS, Mudzakir, Study Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Bogor: Litera Antar Nusantara, 2010.
Ahsin, Kamus Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: AMZAH, 2012
Hasbih, Muhammad, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Semarang; PT Pustaka Riski Putra, 2002










[1] Muhammad Gufron,Rahmawati, Ulumul Qur;an, (Yogyakarta:TERAS,2013) hlm.21
[2] Ahmad Syadali,Ulumul Qur’an(Bandung: CV PUSTAKA SETIA.1997) hlm. 89
[3] Mudzakir AS, Suudi ilmu-ilmu Al-Qur’an. (Jakarta: Litera Antar Nusantara, 2010) hlm 108-109
[4] Ahsin, Kamus Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: AMZAH.2012) hlm. 31
[5] Mudzakir AS, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an . hlm 110
[6] Mudzakir AS. Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an ..hlm’ 110-114
[7] Ansori, Ulumul Qur’an ..,hlm. 106-107
[8] Mudzakir AS, Studi ILmu-Ilmu Al-Qur’an …,hlm. 138-39
[9] Ansori, Ulumul Qur’an ….,hlm 117

Tidak ada komentar:

Posting Komentar